Sepsis: Gejala, Penyebab, Pengobatan, Dan Pencegahan
Sepsis adalah kondisi medis yang serius dan berpotensi mengancam jiwa. Kondisi ini terjadi ketika respons tubuh terhadap infeksi menyebabkan kerusakan pada organ-organ tubuh sendiri. Dalam bahasa Indonesia, sepsis dikenal juga dengan istilah keracunan darah, meskipun sebenarnya sepsis tidak disebabkan oleh racun dalam darah, melainkan oleh respons sistem kekebalan tubuh yang berlebihan terhadap infeksi.
Apa Itu Sepsis?
Sepsis, dalam bahasa yang lebih sederhana, adalah komplikasi yang terjadi ketika tubuh bereaksi berlebihan terhadap infeksi. Infeksi ini bisa disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, atau parasit. Normalnya, sistem kekebalan tubuh akan melawan infeksi tersebut. Namun, pada kasus sepsis, respons tubuh menjadi tidak terkendali dan menyebabkan peradangan yang meluas ke seluruh tubuh. Peradangan ini dapat merusak organ-organ vital seperti jantung, paru-paru, otak, dan ginjal. Sepsis dapat berkembang dengan cepat dan menyebabkan syok septik, suatu kondisi di mana tekanan darah turun drastis dan organ-organ tubuh tidak mendapatkan cukup oksigen. Syok septik sangat berbahaya dan seringkali berakibat fatal. Penting untuk diingat, sepsis bukanlah penyakit menular. Kondisi ini timbul sebagai respons terhadap infeksi yang sudah ada di dalam tubuh. Jadi, seseorang tidak bisa tertular sepsis dari orang lain. Faktor risiko utama sepsis adalah infeksi yang tidak diobati atau terlambat diobati, terutama pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti bayi, lansia, dan orang dengan penyakit kronis. Mengenali gejala sepsis sejak dini sangat penting untuk mendapatkan penanganan medis yang cepat dan tepat. Penanganan yang terlambat dapat meningkatkan risiko komplikasi serius dan kematian. Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk memahami apa itu sepsis, gejala-gejalanya, penyebabnya, dan bagaimana cara mencegahnya. Dengan pengetahuan yang cukup, kita dapat melindungi diri sendiri dan orang-orang terdekat dari bahaya sepsis.
Gejala Sepsis yang Perlu Diwaspadai
Gejala sepsis dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahan dan organ yang terpengaruh. Namun, ada beberapa gejala umum yang perlu diwaspadai, antara lain: Demam tinggi atau menggigil, suhu tubuh di atas 38 derajat Celsius atau di bawah 36 derajat Celsius. Detak jantung cepat, lebih dari 90 denyut per menit. Napas cepat, lebih dari 20 napas per menit. Kebingungan atau disorientasi, kesulitan berpikir jernih atau mengingat sesuatu. Nyeri atau ketidaknyamanan yang parah, nyeri yang tidak seperti biasanya dan tidak kunjung membaik. Kulit lembap atau berkeringat, kulit terasa dingin dan basah. Urin berkurang, buang air kecil lebih jarang dari biasanya. Selain gejala-gejala di atas, sepsis juga dapat menyebabkan gejala lain, seperti mual, muntah, diare, dan ruam kulit. Pada bayi dan anak-anak, gejala sepsis mungkin berbeda. Beberapa gejala yang perlu diwaspadai pada bayi dan anak-anak antara lain: Tidak mau makan atau minum, tampak lesu atau lemas, sulit dibangunkan, rewel berlebihan, dan kulit tampak pucat atau kebiruan. Jika Anda atau orang di sekitar Anda mengalami gejala-gejala tersebut, terutama setelah mengalami infeksi, segera cari pertolongan medis. Jangan tunda, karena sepsis dapat berkembang dengan cepat dan mengancam jiwa. Semakin cepat sepsis didiagnosis dan diobati, semakin besar peluang untuk sembuh. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan tes laboratorium untuk memastikan diagnosis sepsis. Tes laboratorium yang umum dilakukan antara lain pemeriksaan darah, urin, dan kultur cairan tubuh lainnya. Hasil tes ini akan membantu dokter menentukan jenis infeksi yang menyebabkan sepsis dan organ-organ mana saja yang terpengaruh.
Penyebab dan Faktor Risiko Sepsis
Sepsis disebabkan oleh respons tubuh yang berlebihan terhadap infeksi. Infeksi ini bisa disebabkan oleh berbagai jenis mikroorganisme, seperti bakteri, virus, jamur, atau parasit. Bakteri adalah penyebab sepsis yang paling umum. Beberapa jenis bakteri yang sering menyebabkan sepsis antara lain Escherichia coli (E. coli), Staphylococcus aureus, dan Streptococcus pneumoniae. Virus juga dapat menyebabkan sepsis, meskipun lebih jarang. Beberapa jenis virus yang dapat menyebabkan sepsis antara lain virus influenza, virus dengue, dan virus COVID-19. Jamur dan parasit juga dapat menyebabkan sepsis, terutama pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena sepsis antara lain: Usia, bayi dan lansia lebih rentan terkena sepsis karena sistem kekebalan tubuh mereka belum berkembang sempurna atau sudah melemah. Penyakit kronis, orang dengan penyakit kronis seperti diabetes, penyakit paru-paru, penyakit ginjal, dan kanker lebih rentan terkena sepsis. Sistem kekebalan tubuh yang lemah, orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah karena penyakit seperti HIV/AIDS atau karena pengobatan seperti kemoterapi lebih rentan terkena sepsis. Luka bakar atau trauma, luka bakar atau trauma yang parah dapat meningkatkan risiko infeksi dan sepsis. Penggunaan alat medis invasif, penggunaan alat medis invasif seperti kateter urin atau ventilator dapat meningkatkan risiko infeksi dan sepsis. Operasi, operasi dapat meningkatkan risiko infeksi dan sepsis, terutama jika dilakukan dalam kondisi yang tidak steril. Penting untuk diingat bahwa siapa pun bisa terkena sepsis, terlepas dari usia atau kondisi kesehatan. Namun, orang dengan faktor risiko di atas lebih rentan terkena sepsis. Oleh karena itu, penting untuk mengambil langkah-langkah pencegahan untuk mengurangi risiko terkena infeksi dan sepsis.
Diagnosis Sepsis
Diagnosis sepsis melibatkan evaluasi klinis dan tes laboratorium. Dokter akan memeriksa gejala-gejala yang dialami pasien dan melakukan pemeriksaan fisik. Beberapa tanda vital yang akan diperiksa antara lain suhu tubuh, detak jantung, tekanan darah, dan laju pernapasan. Selain itu, dokter juga akan menanyakan riwayat penyakit pasien dan faktor risiko yang mungkin ada. Tes laboratorium sangat penting untuk mengkonfirmasi diagnosis sepsis dan menentukan jenis infeksi yang menyebabkan sepsis. Beberapa tes laboratorium yang umum dilakukan antara lain: Pemeriksaan darah, pemeriksaan darah dapat menunjukkan adanya infeksi, peradangan, dan kerusakan organ. Beberapa parameter yang diperiksa dalam pemeriksaan darah antara lain jumlah sel darah putih, kadar laktat, dan fungsi organ seperti ginjal dan hati. Kultur darah, kultur darah dilakukan untuk mengidentifikasi jenis bakteri atau mikroorganisme lain yang menyebabkan infeksi. Hasil kultur darah akan membantu dokter memilih antibiotik yang tepat untuk mengobati infeksi. Pemeriksaan urin, pemeriksaan urin dapat menunjukkan adanya infeksi saluran kemih dan masalah ginjal. Kultur urin juga dapat dilakukan untuk mengidentifikasi jenis bakteri yang menyebabkan infeksi saluran kemih. Pemeriksaan cairan tubuh lainnya, jika ada indikasi infeksi di tempat lain, seperti paru-paru atau otak, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan cairan tubuh lainnya, seperti dahak atau cairan serebrospinal. Selain tes laboratorium di atas, dokter mungkin juga akan melakukan pemeriksaan penunjang lainnya, seperti rontgen dada atau CT scan, untuk mencari sumber infeksi dan menilai kerusakan organ. Diagnosis sepsis harus ditegakkan secepat mungkin agar penanganan medis dapat segera dimulai. Penundaan diagnosis dan penanganan dapat meningkatkan risiko komplikasi serius dan kematian. Oleh karena itu, penting untuk segera mencari pertolongan medis jika Anda atau orang di sekitar Anda mengalami gejala-gejala sepsis.
Pengobatan Sepsis
Pengobatan sepsis harus dilakukan di rumah sakit dan melibatkan beberapa langkah penting. Langkah pertama adalah pemberian antibiotik. Antibiotik diberikan untuk membunuh bakteri atau mikroorganisme lain yang menyebabkan infeksi. Jenis antibiotik yang diberikan akan tergantung pada jenis infeksi yang diidentifikasi melalui kultur darah atau pemeriksaan lainnya. Antibiotik harus diberikan sesegera mungkin setelah diagnosis sepsis ditegakkan. Penundaan pemberian antibiotik dapat meningkatkan risiko komplikasi serius dan kematian. Selain antibiotik, pasien sepsis juga akan diberikan cairan infus. Cairan infus diberikan untuk meningkatkan volume darah dan tekanan darah, yang seringkali rendah pada pasien sepsis. Cairan infus juga membantu menjaga organ-organ tubuh tetap terhidrasi dan berfungsi dengan baik. Dalam beberapa kasus, pasien sepsis mungkin memerlukan bantuan pernapasan. Bantuan pernapasan dapat berupa pemberian oksigen melalui masker atau selang hidung, atau penggunaan ventilator mekanis. Ventilator mekanis digunakan untuk membantu pasien bernapas jika mereka tidak dapat bernapas sendiri. Pasien sepsis juga akan dipantau secara ketat untuk mendeteksi komplikasi. Komplikasi sepsis dapat meliputi syok septik, gagal organ, dan kematian. Pemantauan ketat memungkinkan dokter untuk mengidentifikasi dan mengobati komplikasi dengan cepat. Selain pengobatan di atas, pasien sepsis juga mungkin memerlukan pengobatan tambahan untuk mengatasi masalah kesehatan lainnya. Misalnya, pasien dengan diabetes mungkin memerlukan insulin untuk mengontrol kadar gula darah mereka. Pasien dengan penyakit ginjal mungkin memerlukan dialisis untuk membersihkan darah mereka. Pengobatan sepsis seringkali memerlukan perawatan intensif di unit perawatan intensif (ICU). Di ICU, pasien dapat dipantau secara ketat dan menerima pengobatan yang diperlukan. Lama perawatan di rumah sakit akan tergantung pada tingkat keparahan sepsis dan respons pasien terhadap pengobatan.
Pencegahan Sepsis
Pencegahan sepsis melibatkan beberapa langkah penting untuk mengurangi risiko infeksi. Langkah pertama adalah vaksinasi. Vaksinasi dapat melindungi Anda dari berbagai jenis infeksi, seperti influenza, pneumonia, dan meningitis, yang dapat menyebabkan sepsis. Pastikan Anda dan keluarga Anda mendapatkan vaksinasi yang direkomendasikan oleh dokter. Menjaga kebersihan adalah langkah penting lainnya dalam mencegah infeksi. Cuci tangan Anda secara teratur dengan sabun dan air, terutama setelah menggunakan toilet, sebelum makan, dan setelah menyentuh benda-benda yang kotor. Jaga kebersihan luka. Jika Anda memiliki luka, bersihkan luka tersebut dengan sabun dan air, dan tutup dengan perban steril. Segera cari pertolongan medis jika Anda mengalami infeksi. Jangan tunda-tunda untuk pergi ke dokter jika Anda merasa sakit atau mengalami gejala infeksi. Semakin cepat infeksi diobati, semakin kecil risiko berkembang menjadi sepsis. Konsumsi antibiotik dengan bijak. Jangan minum antibiotik kecuali diresepkan oleh dokter. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat menyebabkan resistensi antibiotik, yang membuat infeksi lebih sulit diobati. Selain langkah-langkah di atas, ada beberapa hal lain yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi risiko sepsis. Jaga kesehatan Anda secara umum dengan makan makanan yang sehat, berolahraga secara teratur, dan tidur yang cukup. Hindari merokok dan konsumsi alkohol berlebihan. Jika Anda memiliki penyakit kronis, kelola penyakit tersebut dengan baik. Kontrol kadar gula darah Anda jika Anda memiliki diabetes, dan ikuti saran dokter untuk mengelola penyakit kronis lainnya. Pencegahan sepsis adalah tanggung jawab kita bersama. Dengan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat, kita dapat melindungi diri sendiri dan orang-orang terdekat dari bahaya sepsis.